Minggu, 04 Januari 2015

Zzzzzzz

Waktunya sudah lebih dari saatnya
Keinginan pun sudah terbersit
Tapi ini lebih dari sekedar keinginan
Lebih dari sekedar memenuhi suatu keharusan
Ini memang sunnah Nabiku
Tapi ini juga bagian dari rejeki
Yang diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya
Kepada-Nya sudah kupanjatkan segala doa
Kepada-Nya sudah kupasrahkan takdirku
Karena sungguh ilmuku tak mampu menakar mana yang terbaik
Andai bisa bicara "ingin"
Kuingin dia yang memulai harinya dengan tahajud
Yang menekuni subuh berjamaah
Kuingin dia yang berseri menjemput rejeki halalnya
Yang tak lelah membimbingku menggapai ilmu dunia dan akhirat
Yang tak lelah mendidik anak mungil kami nanti berjalan di kala magrib mencari 27 derajat


Kuingin dia yang masih menampakkan sisi manjanya ditengah lelahnya membimbing keluarga kami nanti
Dia yang bisa jadi suami yang bertanggung jawab
Pendidik yang lemah lembut
Hakim yang bijaksana
Teman yang setia


Bukan aku tak tau diri
Sungguh Allah pasti memberikan sesuatu sepantas apa yang umatnya butuhkan
Maka aku pun terus berusaha memperbaiki diri
Agar kelak, layak disandingkan dengan dia
Dia yang akan jadi satu-satunya yang sabar membimbingku
Dia yang dianugerahkan untukku
Dia yang dituliskan di Lauhul Mahfuz menjadi takdirku

Terinspirasi dari dua gambar diatas
Gambar diambil dari tweet Ustad Yusuf Mansur dan display picture seorang teman. Dari keduanya aku dapat banyak pelajaran. 

Bahwa hidup bukan selalu tentang aku.
Bahwa hidup bukan hanya tentang dunia.
Ibda' binafsik, bahwa semua perubahan harus dimulai dari diri sendiri.

1 komentar: